Identitas diri adalah
individu mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta tidak
tenggelam dalam peran yang dimainkan, atau malah berusaha menjadi identitas
yang lain.
Dalam proses
komunikasi, identitas diri seorang komunikator bisa disimpulkan oleh komunikan
melalui pesan-pesan yang disampaikannya, baik verbal maupun non-verbal.
Misalnya seorang cowok yang memiliki gaya bahasa yang sedikit kemayu, akan
dicap oleh masyarakat sebagai bencong.
Atau melalui gaya
busana yang dikenakan, seorang komunikator bisa merepresentasikan siapa
dirinya. Seorang yang mengenakan jas dan setelan kemeja lengkap akan dipandang
lebih berwibawa ketimbang orang yang hanya mengenakan kaus oblong.
Menurut para ahli,
identitas diri itu tidak menyeluruh dan tidak pasti. Artinya suatu sikap atau
sifat dalam diri seseorang, tidak bisa menguasai seluruh dirinya. Misalnya
seseorang yang biasanya kalem dan tidak gampang marah, ternyata bisa
marah-marah sambil membanting barang-barang di sekitarnya.
Identitas diri juga
tidak tetap, artinya sifat seseorang masih bisa berubah. Kadang seperti
malaikat, kadang tingkahnya mengalahkan setan, hari ini ceria, besoknya bisa
sedih. Hal seperti ini sangat alami dan lumrah. Karena dipengaruhi oleh hormon
yang ada di tubuh manusia. Hormon inilah yang memicu emosi manusia.
Identitas diri
seseorang juga dipengaruhi oleh yang namanya Labelling. Misalnya seorang anak yang sering dikatain bodoh oleh ibunya, anak tersebut akan
menjadikan kata bodoh sebagai identitas dirinya. Bisa juga seperti hal-hal yang
dianggap tabu ketika dilakukan, seperti cowok yang dianggap lemah jika
mengeluarkan air mata, atau cewek yang dipandang aneh jika berpakaian seperti
cowok. Proses Labelling dari
masyarakat ini akan dianggap biasa dan kemudian menjadi identitas dalam diri
seseorang.
Kadang, ada juga
individu yang berusaha merubah identitas yang telah melekat kepadanya selama
ini. Mereka biasanya menempuh jalur hukum untuk memperoleh legitimasi. Bisa
juga dengan cuek saja mengubah identitasnya tanpa peduli cibiran orang.
Biasanya mereka menerapkan prinsip be
yourself. Tapi, ada juga yang mengubah identitasnya secara perlahan, sambil
berusaha mengubah stigma yang melekat di benak masyarakat, kalau apa yang
mereka lakukan itu tidak salah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar